Saat masa keemasan Argentina, sejumlah kereta membawa turis ke Epecuen untuk menikmati spa dan mandi air garam. Turis khususnya komunitas Yahudi menikmati melayang di dalam air garam karena mengingatkan Laut Mati di Timur Tengah.
Namun tiba-tiba hujan deras tanpa henti dan musim dingin membuaa air danau meluap pada 10 November 1985 dan menutupi semua jalan-jalan. Orang-orang berusaha melarikan diri dan dalam beberapa hari, rumah mereka tenggelam hingga 10 meter di bawah air bergaram.
Kini, air mulai surut dan memperlihatkan kota tersebut. Meski belum dibangun namun kota hantu ini menjadi tujuan wisata dan orang rela naik mobil sejauh 550 kilometer untuk melihat kondisinya. Meski kondisinya hancur seorang pria menolak meninggalkan tempat itu.
Pablo Novak, 82 tahun, masih tinggal di sisi kota hantu itu dan menerima setiap turis yang ingin melihat kota tersebut. "Siapapun yang datang ke sini mereka harus melewati ini," kata Novak sambil menunjukkan sejumlah tempat.
"Banyak yang datang ke sini untuk melihat sisa-sisa reruntuhan," jelasnya. Banyak warga Epecuen melarikan diri ke dekat Carhue, sebuah kota di sisi sebuah danau, membangun hotel yang baru dan spa, dan menawarkan facial lumpur dan mandi air garam.
"Tidak hanya kami memiliki Epecuen dengan reruntuhan dan kekayaan alami namun kami juga memberikan penawaran yang lain," jelas Javier Andres, direktur sebuah agen wisata lokal di tempat tersebut.
Demikian artikel tentang Kota Hantu Muncul Setelah 30 Tahun Hilang ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Kota Hantu Muncul Setelah 30 Tahun Hilang ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.