Festival tahunan itu mendapat pertentangan dan kecaman, utamanya dari penyayang binatang. Hal itu terlihat dari jutaan orang yang ikut memberikan suaranya pada petisi yang dibuat di Change.org. Petisi itu menuntut agar festival tersebut dibatalkan.
Bukan hanya itu, Yulin Festival juga menjadi bahan pembicaraan di kalangan masyarakat umum, utamanya di media sosial. Yulin Festival merupakan hari di mana sekitar 10 ribu anjing dan sejumlah peliharaan lain seperti kucing disembelih untuk kemudian disajikan sebagai makanan.
Yulin Festival sering diasumsikan sebagai tradisi China kuno. Padahal, asumsi tersebut tidak sepenuhnya benar. Festival semacam itu sendiri baru pertama kali diluncurkan pada tahun 2009 lalu untuk merayakan titik balik matahari pada musim panas.
Sementara itu, merujuk pada catatan masa lalu, konsumsi daging anjing sendiri memiliki latar belakang bersejarah di negeri tirai bambu. Pada puncaknya, yakni pada masa Dinasti Han anatar 206-220 Sebelum Masehi, daging anjing banyak dikonsumsi dan dinilai sebagai kudapan yang lezat.
Namun hal itu berupah pada masa Dinasti Sui-Tang antara 581-907 Masehi. Pada masa itu, makan daging anjing merupakan sesuatu yang dilarang dan dinilai sebagai tindakan yang tidak senonoh. Pada dinasti selanjutnya, anjing bahkan dihargai sebagai pembantu manusia dan teman berburu. Sehingga memakan daging anjing merupakan hal yang dinilai tidak etis.
Kemudian pada abad ke-21, konsumsi daging anjing menghadapi kritik yang kuat di Tiongkok. Pasalnya, ekspansi selama tiga dekade telah melahirkan tentara yang tumbuh sebagai pencinta hewan dan masyarakat yang hidup dengan hewan peliharaan.
Masyarakat perkotaan modern saat ini pun melihat anjing sebagai hewan pendamping untuk kenyamanan dan menganggapnya sebagai bagian dari keluarga, dan bukan lagi sebagai makanan. Menurut kelompok riset Euromonitor, dari perkiraan 130 juta anjing di Tiongkok saat ini, setidaknya 27 juta di antaranya adalah hewan peliharaan perkotaan.
Dalam catatan media, sejumlah restoran yang terkenal akan konsumsi daging anjing dan satwa liar di Tiongkok telah banyak yang tidak beroperasi. Demikian juga dengan aksi pembantaian anjing di pinggiran Beijing yang telah lama menghilang. Kemudian pada tahun 2011, pemerintah daerah telah menutup festival serupa Yulin Festival, yakni Jinghua Festival.
Karena itulah, tak heran bila Yulin Festival yang masih dipertahankan saat ini kebanjiran kecaman. Karena selain tidak berakar sejarah, festival semacam itu juga dinilai tidak etis, karena melibatkan hewan yang memiliki ikatan erat dengan masyarakat Tiongkok modern saat ini.
Demikian artikel tentang Negara Pemakan Daging Anjing di Dunia ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Negara Pemakan Daging Anjing di Dunia ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.