Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Collins Bartholomew, juru bicara HarperCollins mengatakan Negeri Bintang Daud itu tidak diterima di negara mayoritas penduduknya muslim. Terutama sekali di Jalur Gaza, Palestina, dan Yordania.
Selain itu perusahaan ini juga sudah membuat peraturan jika produk-produk mereka buat akan menghormati budaya lokal. Meski demikian Uskup Declan Lang mengatakan publikasi atlas ini sebenarnya mempertegas jika Israel benar-benar ada dan punya pengaruh di dunia Arab.
"Lagi pula sikap itu malah merusak rencana perdamaian," ujar Lang. Padahal pemilik perusahaan ini salah satunya praktisi media Rupert Murdoch yang tersohor pro-Israel. Lantaran kritik ini mereka pun akhirnya minta maaf dan akan menarik produk atlas tanpa Negeri Zionis dari peredaran.
Namun ini pun bikin banyak pengguna jejaring sosial ngamuk dan menyerukan pemboikotan pada HarperCollins. Menurut Dr Jane Clements, direktur lembaga Kristen dan Yahudi, peta mempunyai kekuatan yang cukup diperhitungan lantaran bisa 'melegitimasi' negara atas negara lain.
Beberapa peta yang menyertakan Israel yakni Google Maps, Apple Maps, MapQuest, National Geographic, Peters World Map, Yahoo! Maps, dan Loneny Planet. Rupanya penghapusan hanya untuk konsumen mereka di dunia arab saja, mungkin konsumen adalah raja bagi mereka.
Demikian artikel tentang Pembuat Peta di Amerika Hapus Israel di Peta Mereka ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Pembuat Peta di Amerika Hapus Israel di Peta Mereka ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.