Kampanye yang dinamakan Jangan Ada Bayi ini bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada para siswi maupun siswa mengenai bagaimana caranya mencegah dan menanggulangi kehamilan yang tidak direncanakan. Program ini menitikberatkan pada menanamkan keberanian kepada para siswi untuk berkata tidak untuk seksual.
"Saat ini, siswi-siswi tidak tahu bagaimana berkata tidak, mereka berhubungan seks padahal mereka tidak mau, mereka hanya tidak tahu bagaimana berkata tidak," ujar ketua penyelenggara dari organisasi non profit Girls Inc, Deborah Hester Harrison seperti dilansir dari laman Fox News.
Pada kampanye ini, para guru-guru di SMA Frayser mempekerjakan pekerja sosial untuk mendampingi para siswa. Petugas sosial ini juga didukung oleh para orangtua murid. Harrison mengatakan bahwa yang paling memprihatinkan lagi para siswi yang hamil tidak tahu cara mengatasi kehamilan.
"Banyak dari siswi-siswi ini tidak siap untuk menjadi orang tua yang efektif, dan hal itu berpengaruh terhadap perkembangan janin," ujar Harrison. Hal ini diamini oleh Dr Manny Alvarez dari universitas University Medical Center, New Jersey. Dia mengatakan bahwa kehamilan usia remaja rentan penyakit.
"Kehamilan remaja beresiko tinggi. Beberapa dari remaja ini beresiko besar mengalami kelahiran prematur, tekanan darah tinggi, dan seringkali harus operasi caesar, karena pinggulnya lebih kecil dari janin," ujar Alvarez.
Departemen Kesehatan AS mengeluarkan data resmi yang menunjukkan terdapat 39 kehamilan dari 1.000 wanita usia 15-19 tahun setiap bulannya. Angka ini meningkat 15 sampai 20 persen dari tahun-tahun sebelumnya, wah jadi sambil sekolah sambil gendong bayi dong.
Demikian artikel tentang Anak SMA Hamil Tiba Tiba 86 Orang ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Anak SMA Hamil Tiba Tiba 86 Orang ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.